![]() |
| Ilustrasi |
World Bipolar Day (WBD) pertama kali dicetuskan oleh Asian
Network of Bipolar Disorder (ANBD)
bersama dengan the International Bipolar Fondation (IBPF) dan the International
Society for Bipolar Disorders (ISBD). Mereka menetapkan WBD diperingati setiap
tanggal 30 Maret, yang merupakan hari ulang tahun Vincent Van Gogh, yang
anumerta didiagnosis mengalami bipolar disorder.
Namun sampai saat ini, belum
ada referensi yang menjelaskan bagaimana sebenarnya kaitan Van Gogh sehubungan
dengan ditetapkannya tanggal lahirnya sebagai Hari Bipolar Sedunia.
Bersamaan dengan
diperingatinya WBD setiap tahun, hingga sekarang masih belum jelas tahun berapa
WBD dicetuskan dan mulai diperingati. Disadur dari laman resmi ISBD, mereka
menjelaskan bahwa tujuan utama dibentuknya WBD adalah untuk membawa kesadaran
dunia tentang bipolar disorder dan
menghilangkan stigma sosial yang membawa efek negatif terhadap para penderita bipolar disorder.
Dari sumber yang sama,
Muffy Walker, pendiri sekaligus presiden IBPF menyampaikan alasan utama mengapa
ia merasa wajib untuk berpartisipasi dalam WBD ini. “I have a
dream that my son, who has lived most of his life with bipolar disorder, will
one day live in a nation where he will not be judged by his illness, but rather
by the content of his character”, jelasnya.
Bipolar
disorder
sendiri merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai dengan perubahan
suasana hati yang ekstrim. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi
periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak
terkendali) dan depresi.. Pada beberapa kasus, gejala mania tercampur dengan
gejala depresi yang muncul dalam waktu bersamaan.
Para
ilmuan menyampaikan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menjadi penyebab terjadinya
bipolar disorder. Dengan kata lain, tentu bipolar disorder
memiliki beberapa faktor. Salah satunya dijelaskan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Finn dan Smoler pada tahun 2003. Hasilnya, mereka mendapatkan
keluarga dekat orang yang terkena bipolar disorder beresiko 10 kali
lipat terkena gangguan bipolar.
Dalam penelitian lain yang melibatkan tes MRI (Magnetic
Resonance Imaging), ditemukan bahwa korteks prefrontal otak (bagian otak yang
mempengaruhi pemecahan masalah dan pembuat keputusan) pada orang dewasa dengan bipolar disorder cenderung lebih kecil
& kurang berfungsi dibandingkan dengan otak pada dewasa normal. Artinya,
fungsi dan stuktur otak juga menjadi salah satu faktor terjadinya bipolar disorder.
Meskipun gangguan
bipolar bisa sangat mengganggu dan berjangka lama, namun kondisi tersebut dapat
dikendalikan dan dipulihkan dengan pengobatan dan konsultasi psikologis.
Referensi :


0 komentar:
Posting Komentar