Memandang Potensi Disabilitas

Memandang Potensi Disabilitas
Ilustrasi 

Oleh:  Dara Masthurina

Disabilitas dapat memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung bagaimana prespektif orang dalam mengartikan kata ini. Dalam pandangan masyarakat, ada yang beranggapan bahwa disabilitas adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan dalam berpartisipasi di kehidupan masyarakat, ada yang berpendapat bahwa disabilitas adalah orang-orang yang harus dibantu dan dikasihani, atau bahkan ada yang berpendapat bahwa disabilitas adalah orang-orang yang mengganggu dan dapat menghambat kemajuan negeri ini. 

Perspektif masyarakat ini tidak dapat dikatakan benar atau salah. Karena kurangnya kesempatan dan perhatian terhadap penderita disabilitas, masyarakat yang memiliki pendapat negatif tentang penderita disabilitas bisa jadi benar. Kurangnya kesempatan dan perhatian menyebabkan penderita disabilitas tidak dapat berkembang atau menunjukkan potensi yang dimilikinya, dan akhirnya hanya menjadi beban yang harus di tanggung.

Lalu apa pengertian disabilitas yang sebenarnya? Jika diartikan secara istilah disabilitas adalah individu yang mempunyai keterbatasan fisik atau mental. Dalam bahasa awam disabilitas dikenal dengan istilah penyandang cacat. Akan tetapi, istilah penyandang cacat sudah tidak digunakan lagi karena dianggap memiliki konotasi yang negatif. Kemudian dikenalnya sebutan disabilitas, yangmana maknanya lebih halus dan memiliki arti ketidakmampuan secara penuh. Pergantian ini dipengaruhi oleh perubahan zaman yang semakin berkembang kearah yang lebih baik. Begitu juga dengan pandangan masyarakat umum, seharusnya masyarakat harus memiliki cara pandang yang lebih positif ketika memandang penderita disabilitas. Karena sebagai manusia, penderita disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat umum. Mereka juga memiliki kehidupan yang harus dijalani dan juga memiliki mimpi yang ingin mereka raih.

“Disabilitas bukanlah sebuah keterbatasan, tetapi mereka adalah seseorang yang istimewa untuk berada di masyarakat umum”. Melalui cara pandang yang benar, maka kita dapat memahami disabillitas yang sebenarnya. Para penderita disabilitas juga dapat menjadi tunas-tunas bangsa yang akan memajukan negeri ini. Jika diberikan kesempatan yang sama dengan orang-orang lainnya, penderita disabilitas berpotensi untuk hidup normal, produktif, serta berkontribusi pada sosial dan budaya. 

Bahkan mereka dapat lebih unggul daripada masyarakat umum. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia seperti di Bandung dan Jakarta menunjukan bahwa pekerja dengan disabilitas menghasilkan karyawan yang lebih produktif dan seringkali memiliki performa yang lebih baik di bandingkan dengan pekerja non disabilitas dalam hal kehadiran, keamanan kerja, dan kemauan untuk bertahan di pekerjaannya. Ini menunjukkan bahwa disabilitas merupakan pekerja yang lebih baik dan dapat diandalkan. Mereka memiliki potensi yang belum dimanfaatkan, seperti potensi bidang teknis jika mereka mendapat pelatihan dan kesempatan.

Keunggulan yang dimiliki disabilitas dikarenakan para penyandang disabilitas memiliki jiwa yang lebih tangguh yang ditunjukkan dari bagaimana cara mereka bertahan hidup dengan label penyandang disabilitas. Sangat sulit bagi mereka untuk bertahan, mereka menghadapi risiko yang lebih besar untuk menjadi miskin dengan dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menderita disabilitas, mereka tidak mengalami keberuntungan atau kesempatan yang sama, mereka harus berjuang menghadapi tantangan-tantangan dan kekurangan yang harus mereka atasi. Serta berbagai rintangan yang dihadirkan oleh masyarakat terhadap diri mereka yang dapat menjatuhkan mental dan semangat mereka untuk bertahan. 

Tapi lihatlah orang-orang penderita disabilitas yang bertahan hingga sekarang dan hadir di tengah-tengah masyarakat. Mereka adalah sosok berjiwa pemenang yang dapat mengatasi rintangan yang menghambat mereka. Mereka jauh lebih kuat dan berusaha lebih keras dari orang-orang pada normalnya. Mereka dapat melampaui orang-orang normal yang belum tentu dapat bertahan jika dihadapi rintangan yang sama. Kita seharusnya dapat meneladani semangat dan kerja keras penderita disabilitas.

Sebagai contoh, Hellen Keller seorang penyandang disabilitas tunanetra dan tunarungu. Tetapi dengan tekad dan usahanya, serta bantuan seorang guru yang sangat luar biasa, Anne Sullivan. Keller dapat sukses meraih gelar serjana, fasih berbicara lima bahasa asing, dan menulis 14 karya klasik. Dialah simbol optimisme penyandang disabilitas. Nick Vujicic, pria tangguh tanpa kaki dan tangan ini berhasil menjelajah dan menyentuh dunia melalu motivasi-motivasi yang ia sampaikan. 

Selain itu Ludwig van Beethoven, tokoh musik paling berpengaruh dalam perdaban dunia. Namun  dibalik kesuksesannya dalam bermusik, Beethoven harus berjuangan dengan pendengarannya. Dia menderita ketulian tetapi masih dapat menciptkan musik terhebat sepanjang peradaban ini. Ini adalah contoh kecil yang mebuktikan dibalik kekurangan yang mereka alami ternyata memendam potensi yang luar biasa. Jika tidak membuka ruang bagi penyandang disabilitas maka mereka hanya menjadi beban kepada bangsa ini. Padahal jika mereka berkesempatan memperoleh pendidikan dan kepercayaan, bukan tidak mungkin mereka dapat menjadi tokoh ditengah masyarakat Aceh, Indonesia bahkan dunia.

Kekuatan dan usaha yang mereka miliki adalah kunci utama bagi seorang manusia untuk mencapai kesuksesan. Tidak penting dengan bakat atau kemampuan yang dimilikinya. Tanpa kekuatan dan usaha, tidak mungkin sesorang yang berbakat dapat bertahan dan akhirnya bakat atau kemampuan yang dimilikinya tidak berguna sama sekali. Lihatlah bagaimana orang-orang yang biasa dan tidak berkemampuan ataupun tidak berbakat dapat sukses. Mereka memiliki kemauan yang sangat gigih, berusaha sekuat tenaga, dan bertahan hingga akhir. 

Dengan demikian, ada ataupun tidaknya bakat dan kemampuan seseorang bukanlah hal yang paling utama. Karena semua orang pasti memiliki bakat dan kemampuan tersendiri dalam dirinya, tetapi tidak semua orang memiliki kekuatan, keberaninan, dan mampu berusaha lebih keras untuk mencapai mimpi-mimpinya. Kebanyakan dari orang-orang yang gagal adalah mereka yang tidak memiliki keberanian dan berusaha lebih keras untuk bertahan hingga tujuannya tercapai. Dan inilah yang dimiliki oleh penderita disabilitas, kekuatan untuk dapat bertahan menghadapi rintangan atau hambatan yang ada dan akhirnya mereka berhasil bertahan ditengah pandangan negatif masyarakat terhadap penderita disabilitas yang sewaktu-waktu dapat melemahkan mental mereka. Tentu saja kemampuan istimewa mereka harus diberi kesempatan untuk menyentuh dunia ini.

Kurangnya perhatian dan kesempatan terhadap penderita disabilitas adalah suatu kesalahan terbesar program pemerintah dalam menggarap sumber daya manusia. Minimnya fasilitas-fasilitas, layanan, maupun pendidikan khusus terhadap penderita disabilitas menjadikan penderita disabilitas hanya menjadi sosok yang pasif ditengah masyarakat. Sehingga penderita disabilitas seakan-akan hanya membutuhkan belas kasihan dan menjadi beban Negara ini. 

Penderita disabilitas yang hidup berkekurangan banyak yang memilih menjadi pengemis dengan mengiba-iba mengharap belas kasihan orang-orang yang menatap mereka, pedagang asongan, atau hanya menjadi pemijat tuna netra. Cara ini merupakan salah satu pilihan bagi mereka menjadi lebih produktif untuk memenuhi kehidupan mereka. Tidak banyak pekerjaan yang dapat mereka lakukan, hanya beberapa dari penderita disabilitas yang mendapat perhatian dapat menjadi lebih produktif. Sebagian dari mereka dapat mengembangkan keahlian, seperti menjadi ahli perbaikan mesin, ahli perbaikan listrik, pengusaha, musisi, penjahit, dll.

Ada beberapa sarana pemerintah yang telah dibangun secara khusus untuk penderita disabilitas. Untungnya untuk Provinsi Aceh perhatian terhadap penderita disabilitas sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah lain. Ada beberapa sekolah khusus yang dibangun untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan ada biaya hidup yang diberikan pemerintah bagi penderita disabilitas tiap bulannya. Akan Tetapi, mutu pendidikan masih belum cukup untuk melahirkan potensi-potensi yang mereka miliki. Bimbingan pekerjaan ataupun pelatihan khusus bagi penderita disabilitas masih belum ada di daerah kita ini. Pemerintah hanya dapat berkerja sama dengan daerah lain untuk mengirimkan beberapa penderita disabilitas untuk dilatih dan diberi pengalaman. Memang baik dapat berkerja sama dengan daerah lain, tapi jika kita masih menggunakan cara ini tidak semua penderita disabilitas mendapat kesempatan untuk belajar dan diberi pelatihan.

Penderita disabilitas di Aceh menunjukkan kenaikkan tiap tahunnya dengan presentase produktivitas yang sangat rendah. Beberapa daerah di Aceh yang kurang tersentuh masih melahirkan generasi dengan gizi yang buruk, hal ini merupakan salah satu faktor terbentuknya disabilitas. Selain itu, korban-korban konflik Aceh dan tsunami beberapa tahun silam juga merupakan faktor lahirnya anak-anak disabillitas lemah mental dan fisik yang memprihatinkan. Kecelakaan ataupun penyakit bawaan juga mengharuskan mereka menderita disabilitas dalam kehidupan mereka. Dari seluruh penderita disabilitas, hanya (0,92%) dari penyandang disabilitas di Aceh yang sedang mengikuti pendidikan baik di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) maupun Sekolah Luar Biasa (Dinas Pendidikan, 2010). Lihatlah begitu banyak potensi yang disia-siakan begitu saja! Lalu, mau berapa banyak lagi potensi berharga diabaikan begitu saja?   

Jadi, mereka yang menderita disabilitas bukanlah orang-orang yang menjadi beban Negara ataupun beban masyarakat. Kita harus lebih positif memandang penderita disabilitas. Seharusnya sering diadakan acara-acara khusus bertema disabilitas, karena topik ini sangat jarang untuk diangkat dikalangan masyarakat. Contoh, menggalang partisipasi masyarakat dihari peringatan disabilitas, karena selama ini banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya. Padahal melalui acara-acara seperti ini masyarakat umum dapat lebih meningkatkan penghormatan terhadap penderita disabilitas. Melalui perhatian dan harapan yang diberikan masyarakat dapat membuka ruang untuk menunjukkan potensi yang mereka miliki. 

Mereka memiliki jiwa yang tangguh dan gigih yang dapat menginspirasi kita. Semoga dengan dukungan masyarakat dan kebijikan-kebijkan pemerintah nantinya akan dapat membangkitkan potensi disabilitas. Mereka sangat mengharapkan kesempatan- kesempatan itu. Sekarang tunggu apa lagi? Kita harus membuka ruang untuk keberadaan penderita disabilitas dan memberikan kesempatan maupun kepercayaan bagi mereka. Karena mereka juga mampu mempengaruhi perkembangan dan kesejahteraan di daerah kita. Mari kita bersama saling berkerja sama mendukung satu sama lain untuk menjadi harapan kemajuan daerah kita tercinta, Aceh. 



Share on Google Plus

Tentang Unknown

HIMAPSI Unsyiah adalah Himpunan Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala yang merupakan tempat bernaung seluruh mahasiswa prodi psikologi Unsyiah.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar