Disabilitas
dapat memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung bagaimana prespektif
orang dalam mengartikan kata ini. Dalam pandangan masyarakat, ada yang
beranggapan bahwa disabilitas adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan
dalam berpartisipasi di kehidupan masyarakat, ada yang berpendapat bahwa
disabilitas adalah orang-orang yang harus dibantu dan dikasihani, atau bahkan
ada yang berpendapat bahwa disabilitas adalah orang-orang yang mengganggu dan
dapat menghambat kemajuan negeri ini.
Perspektif masyarakat ini tidak dapat
dikatakan benar atau salah. Karena kurangnya kesempatan dan perhatian terhadap
penderita disabilitas, masyarakat yang memiliki pendapat negatif tentang
penderita disabilitas bisa jadi benar. Kurangnya kesempatan dan perhatian
menyebabkan penderita disabilitas tidak dapat berkembang atau menunjukkan
potensi yang dimilikinya, dan akhirnya hanya menjadi beban yang harus di
tanggung.
Lalu
apa pengertian disabilitas yang sebenarnya? Jika diartikan secara istilah
disabilitas adalah individu yang mempunyai keterbatasan
fisik atau mental. Dalam bahasa awam disabilitas dikenal dengan istilah
penyandang cacat. Akan tetapi, istilah penyandang cacat sudah tidak digunakan lagi
karena dianggap memiliki konotasi yang negatif. Kemudian dikenalnya sebutan
disabilitas, yangmana maknanya lebih halus dan memiliki arti ketidakmampuan
secara penuh. Pergantian ini
dipengaruhi oleh perubahan zaman yang semakin berkembang kearah yang lebih baik.
Begitu juga dengan
pandangan masyarakat umum, seharusnya masyarakat harus memiliki cara pandang
yang lebih positif ketika memandang penderita disabilitas. Karena sebagai
manusia, penderita disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat
umum. Mereka juga memiliki kehidupan yang harus dijalani dan juga memiliki mimpi
yang ingin mereka raih.
“Disabilitas bukanlah sebuah keterbatasan, tetapi
mereka adalah seseorang yang istimewa untuk berada di masyarakat umum”. Melalui
cara pandang yang benar, maka kita dapat memahami disabillitas yang sebenarnya.
Para penderita disabilitas juga dapat menjadi tunas-tunas bangsa yang akan
memajukan negeri ini. Jika diberikan kesempatan yang sama dengan orang-orang
lainnya, penderita disabilitas berpotensi untuk hidup normal, produktif, serta
berkontribusi pada sosial dan budaya.
Bahkan mereka dapat lebih unggul daripada
masyarakat umum. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia
seperti di Bandung dan Jakarta menunjukan bahwa pekerja dengan disabilitas menghasilkan
karyawan yang lebih produktif dan seringkali memiliki performa yang lebih baik
di bandingkan dengan pekerja non disabilitas dalam hal kehadiran, keamanan
kerja, dan kemauan untuk bertahan di pekerjaannya. Ini menunjukkan bahwa
disabilitas merupakan pekerja yang lebih baik dan dapat diandalkan. Mereka memiliki
potensi yang belum dimanfaatkan, seperti potensi bidang teknis jika mereka
mendapat pelatihan dan kesempatan.
Keunggulan
yang dimiliki disabilitas dikarenakan para penyandang disabilitas memiliki jiwa
yang lebih tangguh yang ditunjukkan dari bagaimana cara mereka bertahan hidup
dengan label penyandang disabilitas. Sangat sulit bagi mereka untuk bertahan,
mereka menghadapi risiko yang lebih besar untuk menjadi miskin dengan
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menderita disabilitas, mereka tidak
mengalami keberuntungan atau kesempatan yang sama, mereka harus berjuang
menghadapi tantangan-tantangan dan kekurangan yang harus mereka atasi. Serta berbagai
rintangan yang dihadirkan oleh masyarakat terhadap diri mereka yang dapat
menjatuhkan mental dan semangat mereka untuk bertahan.
Tapi lihatlah
orang-orang penderita disabilitas yang bertahan hingga sekarang dan hadir di
tengah-tengah masyarakat. Mereka adalah sosok berjiwa pemenang yang dapat
mengatasi rintangan yang menghambat mereka. Mereka jauh lebih kuat dan berusaha
lebih keras dari orang-orang pada normalnya. Mereka dapat melampaui orang-orang
normal yang belum tentu dapat bertahan jika dihadapi rintangan yang sama. Kita
seharusnya dapat meneladani semangat dan kerja keras penderita disabilitas.
Sebagai
contoh, Hellen Keller seorang penyandang disabilitas tunanetra dan tunarungu. Tetapi dengan
tekad dan usahanya, serta bantuan seorang guru yang sangat luar biasa, Anne
Sullivan. Keller dapat sukses
meraih gelar serjana, fasih berbicara lima bahasa asing, dan menulis 14 karya
klasik. Dialah simbol optimisme penyandang disabilitas. Nick Vujicic, pria
tangguh tanpa kaki dan tangan ini berhasil menjelajah dan menyentuh dunia
melalu motivasi-motivasi yang ia sampaikan.
Selain itu Ludwig van Beethoven,
tokoh musik paling berpengaruh dalam perdaban dunia. Namun dibalik
kesuksesannya dalam bermusik, Beethoven harus berjuangan dengan pendengarannya.
Dia menderita ketulian tetapi masih dapat menciptkan musik terhebat sepanjang
peradaban ini. Ini adalah contoh kecil yang mebuktikan dibalik kekurangan yang
mereka alami ternyata memendam potensi yang luar biasa. Jika tidak membuka
ruang bagi penyandang disabilitas maka mereka hanya menjadi beban kepada bangsa
ini. Padahal jika mereka berkesempatan memperoleh pendidikan dan kepercayaan, bukan
tidak mungkin mereka dapat menjadi tokoh ditengah masyarakat Aceh, Indonesia
bahkan dunia.
Kekuatan
dan usaha yang mereka miliki adalah kunci utama bagi seorang manusia untuk
mencapai kesuksesan. Tidak penting dengan bakat atau kemampuan yang
dimilikinya. Tanpa kekuatan dan usaha, tidak mungkin sesorang yang berbakat dapat
bertahan dan akhirnya bakat atau kemampuan yang dimilikinya tidak berguna sama
sekali. Lihatlah bagaimana orang-orang yang biasa dan tidak berkemampuan ataupun
tidak berbakat dapat sukses. Mereka memiliki kemauan yang sangat gigih,
berusaha sekuat tenaga, dan bertahan hingga akhir.
Dengan demikian, ada ataupun
tidaknya bakat dan kemampuan seseorang bukanlah hal yang paling utama. Karena semua
orang pasti memiliki bakat dan kemampuan tersendiri dalam dirinya, tetapi tidak
semua orang memiliki kekuatan, keberaninan, dan mampu berusaha lebih keras
untuk mencapai mimpi-mimpinya. Kebanyakan dari orang-orang yang gagal adalah
mereka yang tidak memiliki keberanian dan berusaha lebih keras untuk bertahan hingga
tujuannya tercapai. Dan inilah yang dimiliki oleh penderita disabilitas, kekuatan
untuk dapat bertahan menghadapi rintangan atau hambatan yang ada dan akhirnya mereka
berhasil bertahan ditengah pandangan negatif masyarakat terhadap penderita
disabilitas yang sewaktu-waktu dapat melemahkan mental mereka. Tentu saja kemampuan
istimewa mereka harus diberi kesempatan untuk menyentuh dunia ini.
Kurangnya
perhatian dan kesempatan terhadap penderita disabilitas adalah suatu kesalahan
terbesar program pemerintah dalam menggarap sumber daya manusia. Minimnya fasilitas-fasilitas,
layanan, maupun pendidikan khusus terhadap penderita disabilitas menjadikan
penderita disabilitas hanya menjadi sosok yang pasif ditengah masyarakat.
Sehingga penderita disabilitas seakan-akan hanya membutuhkan belas kasihan dan
menjadi beban Negara ini.
Penderita disabilitas yang hidup berkekurangan banyak
yang memilih menjadi pengemis dengan mengiba-iba mengharap belas kasihan
orang-orang yang menatap mereka, pedagang asongan, atau hanya menjadi pemijat
tuna netra. Cara ini merupakan salah satu pilihan bagi mereka menjadi lebih
produktif untuk memenuhi kehidupan mereka. Tidak banyak pekerjaan yang dapat
mereka lakukan, hanya beberapa dari penderita disabilitas yang mendapat
perhatian dapat menjadi lebih produktif. Sebagian dari mereka dapat
mengembangkan keahlian, seperti menjadi ahli perbaikan mesin, ahli perbaikan
listrik, pengusaha, musisi, penjahit, dll.
Ada
beberapa sarana pemerintah yang telah dibangun secara khusus untuk penderita
disabilitas. Untungnya untuk Provinsi Aceh perhatian terhadap penderita
disabilitas sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah lain. Ada beberapa
sekolah khusus yang dibangun untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan ada biaya
hidup yang diberikan pemerintah bagi penderita disabilitas tiap bulannya. Akan Tetapi,
mutu pendidikan masih belum cukup untuk melahirkan potensi-potensi yang mereka
miliki. Bimbingan pekerjaan ataupun pelatihan khusus bagi penderita disabilitas
masih belum ada di daerah kita ini. Pemerintah hanya dapat berkerja sama dengan
daerah lain untuk mengirimkan beberapa penderita disabilitas untuk dilatih dan
diberi pengalaman. Memang baik dapat berkerja sama dengan daerah lain, tapi
jika kita masih menggunakan cara ini tidak semua penderita disabilitas mendapat
kesempatan untuk belajar dan diberi pelatihan.
Penderita
disabilitas di Aceh menunjukkan kenaikkan tiap tahunnya dengan presentase
produktivitas yang sangat rendah. Beberapa daerah di Aceh yang kurang tersentuh
masih melahirkan generasi dengan gizi yang buruk, hal ini merupakan salah satu
faktor terbentuknya disabilitas. Selain itu, korban-korban konflik Aceh dan
tsunami beberapa tahun silam juga merupakan faktor lahirnya anak-anak
disabillitas lemah mental dan fisik yang memprihatinkan. Kecelakaan ataupun
penyakit bawaan juga mengharuskan mereka menderita disabilitas dalam kehidupan
mereka. Dari seluruh penderita disabilitas, hanya (0,92%)
dari penyandang disabilitas di Aceh yang sedang mengikuti pendidikan baik di
Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) maupun Sekolah Luar Biasa (Dinas
Pendidikan, 2010). Lihatlah begitu banyak potensi yang disia-siakan begitu
saja! Lalu, mau berapa banyak lagi potensi berharga diabaikan begitu saja?
Jadi,
mereka yang menderita disabilitas bukanlah orang-orang yang menjadi beban
Negara ataupun beban masyarakat. Kita harus lebih positif memandang penderita
disabilitas. Seharusnya sering diadakan acara-acara khusus bertema disabilitas,
karena topik ini sangat jarang untuk diangkat dikalangan masyarakat. Contoh, menggalang
partisipasi masyarakat dihari peringatan disabilitas, karena selama ini banyak masyarakat
yang tidak mengetahuinya.
Padahal melalui acara-acara seperti ini masyarakat umum dapat lebih
meningkatkan penghormatan terhadap penderita disabilitas. Melalui perhatian dan
harapan yang diberikan masyarakat dapat membuka ruang untuk menunjukkan potensi
yang mereka miliki.
Mereka memiliki jiwa yang tangguh dan gigih yang dapat
menginspirasi kita. Semoga dengan dukungan masyarakat dan kebijikan-kebijkan
pemerintah nantinya akan dapat membangkitkan potensi disabilitas. Mereka sangat
mengharapkan kesempatan- kesempatan itu. Sekarang tunggu apa lagi? Kita harus
membuka ruang untuk keberadaan penderita disabilitas dan memberikan kesempatan
maupun kepercayaan bagi mereka. Karena mereka juga mampu mempengaruhi
perkembangan dan kesejahteraan di daerah kita. Mari kita bersama saling
berkerja sama mendukung satu sama lain untuk menjadi harapan kemajuan daerah
kita tercinta, Aceh.


0 komentar:
Posting Komentar